Oleh: Dr. H. Muhammad Nasir, S.Ag., M.H., Kakan Kemenag Anambas
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik ( QS.At-Taubah:24).Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati sebagai hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan merupakan peristiwa penting dalam kalender Islam. Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW menghormati nabi terakhir dalam agama Abraham.Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan praktik budaya dan keagamaan yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia, yang menunjukkan cinta, penghormatan, dan dedikasi kepada Nabi Muhammad SAW dan ajaran-ajarannya.Kata "Maulid" dalam bahasa Arab (مولد) secara harfiah berarti "kelahiran" atau "hari lahir". Dalam konteks Islam, Maulid merujuk pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Istilah ini berasal dari akar kata "walada"(وَلَدَ) yang berarti "melahirkan". Kata tersebut kemudian berkembang menjadi "maulid" yang berarti "kelahiran" atau "hari lahir" dan digunakan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah, yang bertepatan dengan tahun 571 Masehi di kota Mekkah. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW juga dikenal sebagai tahun gajah, karena pada tahun itu terjadi peristiwa penyerangan Ka'bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abraha, penguasa Yaman.Dalam peringatan Maulid terdapat banyak ajaran dan pesan moral yang menjadi pedoman umat Islam. Pada dasarnya inti dari misi peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah komitmen yang mendalam untuk menumbuhkan budaya cinta, empati, dan kasih sayang nelebihi cinta kepada keluarga, harta dan segala sesuatu yang dimiliki. Melalui cinta dan kasih sayang berarti kita menyerap energi cahaya agung sebagai langkah kongkrit menerangi jalan menuju tujuan kehidupan. Mengoptimalkan tradisi cinta dapat mendorong tumbuhnya kebahagiaan bathin yang memicu atau menarik kesejahteraan lahir (dunia ) sebagaimana pesan moral dalam ayat yang kita kutip di atas.Kelahiran Muhammad SAW merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Ia lahir menjadi rahmat sekalian alam (rahmatallil ‘alamin). Dari sini lahir ungkapan cinta dalam wujud rahmat. Melalui cinta Muhammad lahir membawa cahaya keselamatan bagi manusia sampai akhir zaman. Terdapat dua macam makna kelahiran yaitu lahir secara biologis dan lahir secara psikologis. Lahir secara biologis adalah peristiwa alam fisik berupa hadirnya seorang anak manusia dari rahim ibunya. Sementara lahir secara psikologis adalah peristiwa alam non fisik ( cahaya atau nur) ke bumi sebagai inti keimanan. Kelahiran ini menyebabkan diciptakan-Nya wujud lain di bumi sebagai makhluk Tuhan.Kelahiran bukan sekadar peristiwa alamiah fisik-biologis, melainkan juga peristiwa batiniyah mencakup komponen-komponen psikologis. Dalam peristiwa-peristiwa batiniah, peristiwa kelahiran menyimpan potensi jiwa manusia yang berbentuk perasaan cinta, yaitu cinta kepada Allah swt, cinta diri, cinta kepada sesama, serta cinta kepada alam dan lingkungan.Cinta dalam istilah bahasa disebut “mahabbah” yang berasal dari kata “habbun”, yakni biji dan benih (Raghib al-Ishfahani;2022). Ada juga yang berpendapat bahwa mahabbah berasal dari lafaz“habba” yang artinya mengenai jantung hatinya. Sehingga cinta dimaknai luapan hati atau gejolak hati saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan kekasih. Seseorang yang memiliki gejolak hati untuk bertemu dengan kekasih merupakan tindakan cinta yang bening dan bersih sehingga mencintai sesuatu dengan tulus.Tindakan cinta melahirkan keindahan, dalam mistisisme disebut sebagai penghormatan yang bertujuan menumbuhkan kasih sayang. Cinta menuntut pengorbanan untuk kesejahteraan emosional dan fisik seseorang, sehingga cinta dapat dianggap sebagai bentuk pengorbanan tertinggi. Cinta mendorong perkembangan pengalaman emosional dan spiritual yang dapat memperkuat keyakinan sejati manusia. Jadi memperingati Maulid Nabi Muhammad, saw bukan sekedar mengingat sejarah kelahiran yang memuat ritual keagamaan, tetapi juga merupakan ungkapan cinta dan keberagaman yang tulus dan mendalam.Lalu bagaimana agar cinta dan kasih sayang berfungsi dan berdampak bagi peningkatan spiritual dalam kehidupan sehari-hari ? Beberapa hal dapat kita jelaskan.1. Aktualisasi Cinta kepada Rasul SAW.Nabi Muhammad.,saw adalah seorang Rasul yang hidup pada abad ke-7 di Jazirah Arab yang membawa misi cinta ke bumi. Beliau dihormati sebagai Nabi terakhir dan kehidupan serta ajarannya merupakan inti dari iman Islam. Sebagai Nabi, beliau menerima wahyu Ilahi Al-Qur'an dan membangun komunitas umat beriman yang telah berkembang menjadi salah satu agama terbesar di dunia. Beliau dikenal karena karakternya yang terpuji dan patut dicontoh, komitmennya terhadap keadilan, cinta dan kasih sayang, serta perannya dalam membentuk lanskap budaya dan sosial kemasyarakatan. Sebagai seorang Rasul beliau adalah sosok nabi yang paling cinta kepada manusia dan dicintai oleh umatnya.Wujud cinta kepada Rasulullah SAW merupakan ikhtiar untuk menancapkan dan memperkokoh keimanan sedalam-dalamnya. Ketaatan kepada Allah dan Rasulullah saw. menunjukkan kedalaman keimanan seseorang. Jika cinta telah tertanam, maka keimanan seseorang akan memancarkan sinar kasih sayang dan kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya. Ungkapan cinta tersebut berisi beberapa unsur yaitu; Pertama; Cinta untuk Allah swt. Beliau menekankan pentingnya cinta dan pengabdian kepada Allah swt sebagai dasar keimanan dalam Islam. Kedua; Belas kasih untuk Kemanusiaan. Ajaran ini mengajarkan bahwa cinta dan kasih sayang harus diberikan kepada seluruh umat manusia, tanpa memandang ras, agama, atau status sosial.Ketiga; Saling memaafkan dan belas kasih. Rasulullah, saw mendorong umat Islam untuk memaafkan dan menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain, bahkan saat menghadapi kesulitan. Keempat; Persatuan dan Persaudaraan. Rasulullah saw, membangun dan mempromosikan konsep masyarakat bersatu (ummah) berdasarkan prinsip-prinsip cinta kasih, kerjasama, dan saling pengertian.Mewujudkan cinta kepada Nabi Muhammad SAW menumbuhkan rasa cinta di hati manusia. Berbagai inisiatif telah dilakukan untuk mencapai cinta ini. Dalam tasawuf, cinta diungkapkan melalui pengalaman akan kehadiran Tuhan dalam segala tindakan, termasuk interaksi sosial dan ibadah ritual. Konsep cinta dalam tasawuf juga dikenal sebagai mistisisme Islam. Tasawuf Islam berlandaskan prinsip bahwa hanya kehadiran Tuhan yang sejati.Di era disrupsi yang kita jalani, seluruh anggota masyarakat, terutama kaum muda, berperan penting dalam menjaga budaya, keyakinan, dan jati diri bangsa. Mereka adalah penjaga nilai-nilai konvensional dan bertugas menanggulangi segala bentuk kerusakan yang ada di masyarakat. Dalam lanskap sosial saat ini, faktor-faktor lingkungan yang merugikan, terutama yang berkaitan dengan gaya hidup kontemporer, semakin menjauhkan generasi muda dari praktik-praktik konvensional dan ritual keagamaan.Kondisi sosial yang kurang baik ini menghambat upaya pelestarian tradisi keagamaan. Pengalaman modern secara bertahap telah menjauhkan generasi muda dari menjunjung tinggi adat istiadat yang bermanfaat dalam masyarakat. Mereka seringkali terjebak dalam hiruk pikuk masyarakat kontemporer, yang seringkali menjauhkan mereka dari keyakinan dan tradisi spiritual. Melibatkan generasi muda, yang berakar kuat dalam kehidupan kontemporer, dalam menjunjung tinggi tradisi merupakan tantangan tersendiri.Penting untuk mendidik mereka tentang pentingnya menghormati tradisi dan nilai-nilai agama untuk melestarikan identitas keislaman. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa mempromosikan tradisi budaya Islam menjadi semakin penting dalam menghadapi globalisasi yang semakin meningkat.Melestarikan cinta kepada sang Rasul merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai budaya Islam dalam perayaan Maulid Nabi yang dapat dikembangkan melalui pendekatan kreatif dan kontekstual. Inovasi ini muncul dalam upaya memadukan tradisi keagamaan dengan unsur-spiritual, sehingga menciptakan peringatan maulid yang lebih dinamis dan meresapi nilai-nilai Islam dalam konteks zaman.Di era globalisasi seperti saat ini, muncul proyek-proyek inovatif yang memanfaatkan teknologi, seni, dan metode pendidikan kontemporer untuk mengomunikasikan prinsip-prinsip Islam secara efektif. Misalnya, pemanfaatan media sosial untuk menyebarkan informasi mengenai Maulid Nabi, penerapan seni dan budaya lokal dalam perayaan, dan penciptaan inisiatif pendidikan inovatif yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam. Dengan mengintegrasikan inovasi ke dalam lingkungan konvensional, realisasi prinsip-prinsip Islam dalam Maulid Nabi dapat menjadi pendekatan yang lebih berdampak untuk mencapai tujuan da’wah dan pertumbuhan masyarakat yang berakar pada nilai-nilai Islam.Aktualisasi cinta kepada Rasulullah SAW juga dapat dibuktikan dengan menghidupkan sunnah rasul dalam kehidupan. Mulai dari meninghidupkan sunnah dalam ibadah mahdha, ibadah ritual maupun sosial. Semua bentuk sunnah tersebut tergamabar dalam perilaku kehidupan beliau. Disamping itu terdapat pula aktualisasi nilai-nilai budaya Islam dalam perayaan Maulid Nabi yang memiliki implikasi signifikan bagi perkembangan masyarakat Muslim. Melalui pendekatan kontekstual dan inovatif, terdapat penguatan identitas Islam, solidaritas komunitas, dan peningkatan pemahaman ajaran Islam. Implikasi ini juga menciptakan ruang bagi integrasi nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, yang memperkaya makna perayaan Maulid.2. Cinta abadi yang membahagiakanCinta ini dikenal sebagai keindahan dan kebahagiaan mutlak. Dalam teori cinta baik dari pandangan filsafat maupun mistisisme atau tasawuf cinta abadi adalah cinta yang menapaki jalan sunyi untuk menyentuh inti agama. Dia berada di kedalaman hakikat agama sehingga realitas agama bukan saja menjadi aturan, hukum dan kewajiban-kewajiban, tetapi mengalir di dalamnya kasih sayang Sang Pencipta kepada hamba-Nya. (M.Adib.A;2025).Teori ini dihasilkan dari pencarian rahasia dalam penciptaan untuk memperkenalkan keberadaan Tuhan bahwa hanya ada satu entitas, satu tubuh sejati, dan itu adalah Allah SWT.Berdasarkan pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa apa yang kita lihat di sekitar kita adalah karena wujud cinta Allah,swt. kepada manusia. Sebab itulah dalam pandangan tasawuf, cinta sejati adalah untuk yang tak terbatas dan kekasih sejati adalah Allah SWT. Inilah cinta abadi yang menjadi tujuan penciptaan. Manusia diciptakan untuk mencintai Tuhannya. Itulah sebabnya manusia diciptakan terdiri dari dua bagian utama yang disebut tubuh dan jiwa. Tubuh adalah makhluk fana dan temporal, terdiri dari empat elemen yaitu tanah, udara, api, dan air. Sementara jiwa bersifat abadi dan membawa semua kualitasTuhan. Oleh karena itu manusia dari Allah, akan kembali kepada Allah SWT. Itulah perjalanan cinta yang membahagiakan bagi manusia yang telah mengenal makna cinta.Masyarakat modern membutuhkan warisan cinta yang abadi.Cinta itu ada dalam ajaran Nabi yang terhimpun dalam Al-Quran dan Hadits. Relevansi abadi ajaran Nabi membutuhkan penjelajahan (analisah mendalam) bagaimana ajaran cinta tersebut terus menginspirasi dan membimbing orang-orang modern yang hidup melampaui batas waktu dan budaya. Inspirasi cinta itu ada dalam tradisi maulid yang terus digalakan. Untuk menumbuhkan inspirasi cinta itu kita butuh sebuah kekuatan yang menggerakan jiwa dari dalam. Kekuatan itu adalah kesadaran cinta yang sejati.Beberapa prinsip cinta yang menyadarkan adalah: Pertama; Cinta sebagai kekuatan transformatif. Wujud ini adalah bagaimana penekanan Nabi pada kasih sayang memiliki kekuatan untuk mengubah individu, komunitas, dan masyarakat, dengan mendorong persatuan, pengertian, dan kasih sayang. Kedua: Cinta lintas agama dan budaya. Yaitu bagaimana pesan kasih universal Nabi memiliki kemampuan untuk menjembatani perpecahan dan membina dialog serta kerja sama antar agama dan antarbudaya. Ketiga: Menumbuhkan kasih di dunia yang terpecah. Menyadari pentingnya ajaran Nabi tentang kasih di dunia yang sering kali bergelut dengan konflik, intoleransi, dan perpecahan, serta bagaimana ajaran ini dapat memberikan jalan ke depan. Itulah wujud warisan kasih sayang Nabi. Ia hadir dalam setiap generasi untuk semua orang, menginspirasi individu dan masyarakat untuk merealisasikan nilai-nilainya dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan peduli.Dalam sebuah puisi yang terkenal di Turki , hasil gubahan seorang puitis ternama yaitu Divan Turki, menyebutkan bahwa ciri-ciri cinta yang membahagiakan adalah; metamorfosis, abstraksi, dan idealisasi. Berdasarkan pandangan ini, cinta di-estetis-kan dan tidak ada kemungkinan untuk hubungan seksual. Artinya cinta bukanlah godaan nafsu melainkan keindahan yang menyenangkan. (Gonel,2010)Cinta Nabi Muhammad SAW memiliki hubungan romantis selama hidupnya, khususnya dengan Generasi "Z". Nabi Muhammad saw membuktikan cintanya dengan memeluk seorang anak laki-laki. Nabi memeluk seorang anak kecil dengan penuh kelembutan, menunjukkan cinta dan empati beliau yang mendalam kepada anggota masyarakat yang paling rentan.Gambaran cinta Nabi kepada anak-anak merupakan ungkapan kebahagiaan yang lahir dari kasih sayang kepada semua generasi, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.3. Gen-Z & Gen-loveDi abad ini, dunia digital dan segala kondisinya dengan cepat merasuki kehidupan kita, transformasi kita tidak dapat dijelaskan hanya oleh keberadaan modal teknologi. Perubahan yang dapat kita amati di setiap tahap kehidupan sehari-hari berkaitan dengan modal teknologi dan juga perkembangan modal sosial.Dari kebiasaan makan hingga preferensi liburan, dari pemahaman kita tentang privasi hingga hubungan pribadi, banyak topik yang dibahas dalam transformasi ini. Konsep hubungan digital, yang menjadi subjek artikel ini, merupakan produk integrasi modal teknologi dan sosial, yang diharapkan dapat menjadi pendorong membangkitkan cinta kepada Allah swt, bagi setiap generasi bangsa.Gen-Z sering disebut dengan generasi internet yang lahir pada tahun 1995 sampai tahun 2010. Generasi Z tumbuh cerdas serta terampil menggunakan teknologi juga kreatif, dan kritis. Generasi Z juga memiliki karakteristik yang tidak sabaran atau bisa dibilang menyukai hal-hal instan, egois, lebih suka bersosialisasi di media sosial dan lebih individualistik. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan semakin cepat telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Mulai dari cara hidup manusia, bekerja, belajar, beribadah, hingga bagaimana cara mereka membangun hubungan dengan orang lain sangat berbeda.Karakter dan cara hidup Gen-Z yang telah mengalami perubahan, mesti ditanamkan modal spiritual yang kuat. Mereka membutuhkan jiwa kasih sayang dalam cinta. Kelembutan batin yang mendobrak kemalasan dan sikap indipidualistik yang terpatri dalam lubuk hati mereka. Bagi Gen-Z cinta menjadi pendorong kreativitas. Dalam cinta itulah nilai-nilai spiritual agama tertanam dengan baik, sehingga agama menjadi petunjuk jalan bagi kehidupannya. Inilah paradigma cinta yang menjadi dasar kekuatan iman masa depan.Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa agama itu cinta dan cinta itu agama”. Karena itulah al-Quran menyebut Muhammd saw berhati lembut, tidak kasar, senantiasa menyampaikan sesuatu dengan ungkapan yang baik, sopan, lembut, dan sebagainya yang berciri kasih sayang. Sebagaimana al-Quran Surat Ali Imran; 159 ; “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. (QS. Ali Imran;159)Ayat tersebut memang berbicara dalam kontek peperangan, namun memiliki pesan cinta kepada sesama manusia kapan dan dimanapun. Jika dikaitkan dengan saat ini maka generasi “Z” adalah sasaran yang paling utama. Ungkapan kasih sayang dalam ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa generasi yang terbaik adalah generasi yang berkembang dengan dorongan cinta yang kuat dan abadi yaitu agama atau spiritualitas. Generasi itulah yang kita sebut sebagai generasi cinta atau Gen-Love.Terdapat hubungan Gen-Z dan Gen-Love yang mesti dipertegas. Gen-Z yang hidup di era perubahan tidak akan bermakna jika tidak mewarisi cinta yang abadi. Nabi Muhammad,saw telah mencontohkan bahwa antar generasi memiliki pilihan cinta masing-masing namun cinta yang abadi hanyalah cinta kepada Allah SWT. Gen-Love tidak hanya terdorong dengan cinta secara biologis tetapi juga didorong oleh cinta secara psikologis. Dorongan cinta yang kedua ini memiliki kedekatan dengan jiwa sebagai penggerak motivasi bagi manusia. Sebab itu motivasi cinta juga mendorong dan mengajarkan cinta kepada seluruh umat manusia walaupun berbeda agama dan lintas generasi.Demikianlah makna cinta kepada Nabi Muhammad SAW penting terus digali dan dikembangkan. Ajaran Nabi Muhammad tentang cinta begitu mendalam dan beragam, menginspirasi para pengikutnya untuk memupuk cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, dan cinta sebagai kekuatan pemersatu yang melampaui perbedaan. Melalui kehidupan, hubungan, dan bimbingannya, Nabi Muhammad menunjukkan kekuatan transformatif cinta, yang menyentuh kehidupan individu maupun kelompok dalam lintas generasi bangsa manapun. Berbahagialah generasi yang memiliki cinta abadi, yang memiliki kasih sayang dan kelembutan hati sebagaimana yang dicontoh Nabi Muhammad SAW. Aamiin. ***